Ada sesuatu yang menarik dalam kuliah praktisi yang diadakan oleh Program Studi Teknik Industri Universitas Bojonegoro (Unigoro) pada Kamis (19/12/24). Para mahasiswa bergantian memadamkan api yang muncul dari tabung gas elpiji menggunakan handuk basah di area Fakultas Sains dan Teknik Unigoro. Kegiatan ini merupakan bagian dari kuliah praktisi yang bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Bojonegoro.
Teguh Aris S.B., S.T.P., Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian, dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Damkarmat Bojonegoro, menyatakan bahwa keselamatan di tempat kerja harus menjadi prioritas. Mahasiswa perlu memahami berbagai potensi bencana untuk menentukan langkah antisipatif. “Bencana alam seperti banjir dapat diprediksi sebelumnya. Namun, kebakaran sering kali tidak dapat diprediksi karena biasanya disebabkan oleh kelalaian. Meskipun tidak dapat diprediksi, kebakaran tetap dapat dicegah,” katanya.
Penanganan kebakaran dimulai dari langkah pencegahan, pemadaman, dan penyelamatan. Kebakaran dapat terjadi jika terdapat oksigen, bahan bakar, dan sumber panas dalam satu area. Teguh menjelaskan bahwa angka kejadian kebakaran di Kabupaten Bojonegoro bervariasi setiap tahunnya. Penyebab umumnya adalah korsleting listrik, ledakan bahan kimia, kebocoran gas, dan pembakaran sampah. “Kebakaran sering kali dimulai dari api kecil, kemudian menyebar secara horizontal dan vertikal. Meskipun kejadian ini sulit diprediksi, namun bisa dicegah,” ujarnya.
Terdapat empat kategori kebakaran dengan metode pemadaman yang berbeda. Kebakaran kelas A dapat dipadamkan hanya dengan air. Kebakaran kelas B, yang disebabkan oleh bahan cair, minyak, dan gas, harus diatasi dengan cara menghambat reaksi kimianya. Kebakaran kelas C, yang melibatkan peralatan berenergi listrik, harus dipadamkan menggunakan bahan non-konduktif, sambil segera memutus aliran listrik. Sementara itu, kebakaran kelas D, yang melibatkan bahan logam, harus dipadamkan dengan menggunakan serbuk kimia khusus. “Meskipun saat ini tersedia banyak alat pemadam modern, kita tidak boleh mengabaikan alat pemadam tradisional. Selalu sediakan kain tebal atau karung goni serta air sebagai langkah antisipatif,” jelas Teguh.
Salah satu metode pemadaman yang dapat dilakukan secara individu adalah teknik isolasi, yaitu menutupi benda yang terbakar untuk memutuskan rantai kimianya. “Kita dapat menggunakan kain atau karung basah, pasir, lumpur, atau alat pemadam jenis foam,” tegasnya. (Red/din)