BOJONEGORO – Agus Wijianto, mahasiswa semester empat dari Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknik Universitas Bojonegoro (Unigoro), menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih juara dua dalam kategori tanding pada Kejuaraan Pencak Silat Pomprov Jawa Timur III. Kompetisi ini diselenggarakan mulai 31 Juni hingga 2 Juli 2025 dan ditutup dengan pengumuman para pemenang.
Dalam perbincangan dengan tim redaksi, Agus mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian tersebut. “Saya sangat senang bisa meraih juara dua. Meski belum berhasil menjadi yang pertama, saya tetap bangga karena mampu bersaing dengan mahasiswa dari kampus-kampus ternama di Jawa Timur,” ungkapnya penuh antusias.
Agus menjelaskan bahwa keberhasilannya merupakan hasil dari latihan intensif selama tiga bulan sebelum kejuaraan berlangsung. Ia berlatih enam kali dalam seminggu, dengan fokus pada peningkatan kemampuan fisik dan teknik.
Tak hanya soal latihan, Agus juga menghadapi tantangan berat dalam menjaga berat badan agar sesuai dengan kelas yang ia ikuti. “Yang paling sulit adalah menjaga pola makan. Berat saya sempat berlebih, jadi saya harus menjalani diet ketat dan rutin berolahraga,” ujarnya.
Kesuksesan Agus tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Ia mengapresiasi bantuan dari pihak kampus, pelatih, hingga teman-teman. “Kampus mendukung penuh, mulai dari transportasi hingga konsumsi. Pelatih saya bahkan datang langsung dari Bojonegoro ke Surabaya untuk mendampingi. Teman-teman juga selalu memberi semangat,” tuturnya.
Bagi Agus, pencak silat bukan sekadar ajang berprestasi, melainkan juga sarana untuk belajar nilai-nilai kehidupan. “Pencak silat mengajarkan saya tentang sopan santun, tanggung jawab, keberanian, dan kebaikan. Itu yang membuat saya makin mencintai olahraga ini,” jelasnya.
Meski disibukkan dengan kuliah di jurusan Teknik Industri, Agus tetap mampu membagi waktu dengan baik. Ia menyesuaikan jadwal latihan pada sore atau malam hari dan mengerjakan tugas kuliah di sela-sela waktu tersebut.
Ke depan, Agus berharap pencak silat semakin dikenal karena prestasinya, bukan karena citra negatif seperti aksi kekerasan. Ia juga bertekad untuk terus berprestasi, baik di dunia olahraga maupun akademik. “Saya ingin pencak silat dikenal karena nilai-nilai positifnya. Saya juga ingin terus berkembang di perkuliahan dan dalam pertandingan,” tutupnya.
Prestasi Agus Wijianto menunjukkan bahwa dedikasi, disiplin, dan dukungan dari lingkungan sekitar adalah kunci utama dalam meraih keberhasilan, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Universitas Bojonegoro pun patut berbangga atas capaian luar biasa ini.